Dimensi Sosial dari Kerja

December 2, 2008

Salah satu konsekuensi dari martabat manusia sebagai citra Allah adalah kemampuannya dalam berelasi dengan orang lain. Bekerja, selain sebagai perwujudan perintah Allah untuk menguasai dunia (bdk. Kej 1:29), juga menjadi sarana manusia mewujudkan kodratnya sebagai makhluk sosial.

“Kerja manusia juga memiliki dimensi sosial yang intrinsik. Dalam kenyataannya, kerja seseorang secara natural berhubungan dengan kerja orang lain. Sekarang, lebih daripada sebelumnya, kerja berarti bekerja dengan orang lain dan untuk orang lain. Bekerja adalah soal melakukan sesuatu demi orang lain. Buah-buah kerja menawarkan kesempatan untuk pertukaran, relasi, dan pertemuan. Karena itu, kerja tidak dapat dinilai secara tepat jika kodrat sosialnya tidak ikut diperhitungkan…. Jika kodrat individual dan sosial kerja diabaikan, kerja tidak akan mungkin dinilai secara adil dan dibayar menurut keadilan.” (Compendium art. 273).

Manusia melakukan kerja demi orang lain, sebuah pemberian diri kepada orang lain. Orang lain ini bisa berarti mereka yang memanfaatkan hasil kerjanya (konsumen) maupun orang-orang yang akan menikmati pendapatan dari hasil kerjanya, seperti keluarga misalnya. Karena itu, melalui kerja, seseorang membangun relasi dan memperkuat relasi dengan orang lain. Inilah yang dimaksudkan dengan dimensi sosial dari kerja.

Dengan mengungkapkan dimensi sosial kerja, konsep dan pemahaman tentang manusia diperjelas. Kerja dipandang sebagai pemberian diri bagi lain. Selain itu kerja adalah sebuah pertemuan antar manusia, dan pertemuan adalah pembangunan relasi. Melalui pemberian dan relasi inilah seorang pribadi bertumbuh dan berkembang menjadi semakin manusia. Dengan demikian, dimensi sosial kerja menekankan makna penting kerja bagi manusia. Karena itu, kerja tidak dapat dilihat sebagai kegiatan ekonomi melulu. Pribadi manusia pun bukan sekedar makhluk ekonomi. 

One Response to “Dimensi Sosial dari Kerja”

  1. anna Says:

    setuju…… coz dalam hidup kerja sehari-hari mau menghasilkan uang atau senyuman tetap harus “untuk” dan “bersama” orang lain dan karena daripada itu…… menjaga relasi untuk keberlangsungan hidup adalah mutlak harus….walaupun kerja bukan satu-satunya modal hidup….


Leave a comment